Saat mengaji pada Ustadz Mustofa Aliydrus di Masjid Serang Jl Panggung Surabaya, sebagian yang saya simak dan masih saya ingat adalah saat beliu memulai membahas tentang Hukum haid.
Ustadz Mustofa Alyidrus mengatakan bahwa sangat jarang sekali wanita saat ini yang menganggap penting tentang haid, terbukti dengan jarangnya para wanita bertanya atau cari tau tentang haid, padahal mereka belum memahami tentang darah yang sudah menjadi tabiat bagi kaum wanita itu.
Ditengah-tengah keperihatinan Beliau terhadap acuh dan ketidak ingin tauan Wanita mengenai darah haid, beliau Ustadz Mustofa Alydrus mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan bagi Wanita Menjadi Wali Allah meskipun Mereka ibadahnya terganggu oleh datangnya darah haid, banyak sekali wali-wali Allah dari kaum perempuan, hanya saja yang masyhur dan banyak wali Allah adalah dari kaum laki-laki.
Beliau kemudian bercerita tentang karomah Wali Perempuan, Suatu saat Syech Abdul Qodir Al-Jailani Beriktikaf dimasjid, pada saat syech Abdul Qodir Asyik-asyiknya munajat pada Allah dalam i'tikafnya tiba-tiba Syech Abdul Qodir melihat seorang Wanita sedang towaf dika'bah dengan Satu kaki tapi dengan jalan yang sempurnya seperti layaknya orang sempurna dengan dua kaki. Syech heran dan memanggil wanita yang sedang towaf dengan satu kaki aneh tersebut. kemudian syech bertanya kepada Wanita itu.
Syech Abdul Qodir: hai wanita, kamu ini siapa, dari bangsa jin atau manusia?
Wanita : Saya manusia biasa
Syech Abdul Qodir: Kenapa kamu berjalan dengan satu kaki tapi jalanmu sempurna seperti orang yang tanpa cacat.?
Wanita : Saya ini Wali diantara Wali-walli Allah, Kakiku yang satunya di irak, tidak saya bawa karena suamiku tidur berbantalkan Pahaku
Syech Abdul Qodir : Kenapa saya tidak mendengar namamu dinama-nama para Wali?
Wanita : Hai syech, Derajat syech masih kurang tinggi, itu penyebab syech tidak bisa melihat namaku diantara nama-nama Para Wali.
=====================
Cerita diatas adalah sebagai bukti bahwa haid bukan halangan untuk kemuliannnya wanita mempunyai derajat tinggi disisi Allah, selama Para wanita itu mau belajar dan memperaktekkan hal-hal yang menjadi perantara dekatnya seseorang sama Allah SWT. termasuk cara bersuci dari hadast kecil dan hadast besar seperti seperti hukum haid dll (tanzilul furqon)
0 Response to "Haid bukan halangan untuk kemuliannnya wanita "
Post a Comment