PESAN NABI DALAM PERANG MU’TAH

PESAN NABI DALAM PERANG MU’TAH

Perang Mu'tah adalah salah satu perang terhebat yang dihadapi
Nabi dalam periode Madinah. Lawannya adalah pasukan Romawi. Nabi mengirim 3.000 pasukan untuk menghadapi pasukan romawi yang jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak (ada yang bilang 100 ribu ada yang bilang 200 ribu). Perang ini terjadi pada tahun Jumadil Ula 8 H karena Syurahbil bin Amr al Ghossani seorang pembesar kerajaan Romawi membunuh utusan Nabi al Harits bin Umair. Pembunuhan utusan dalam tradisi manapun dianggap sebagai satu hal yang tidak layak dan melanggar kepatutan diplomatik.

Saking beratnya perang ini Nabi menyiapkan 3 panglima perang : Say. Zaid bin Haritsah (anak angkat beliau sendiri, ayah Sy. Usamah bin Zaid), Sy. Ja’far bin Abi Tholib (sepupu beliau sendiri. Dijuluki Ja’far ath Thoyyar) dan Sy. Abdullah bin Rowahah (salah satu penyair RasululLah). Ketiga panglima ini pun wafat syahid dalam medan pertempuran, sehingga pucuk pimpinan dipegang oleh Sy. Kholid bin Walid dan beliau pun berhasil memimpin pasukan kaum muslimin lepas dari kekalahan.

Lepas dari hebatnya perang ini, namun yang paling saya ingat ketika dulu belajar kitab khulashoh nuril yaqin di madrasah adalah pesan Nabi pada pasukan Islam :
ستجدون اقواما يعتزلون فى الصوامع لا تتعرضوا لهم ولا تقتلوا امرأة ولا كبيرا فانيا ولا صغيرا ولا تقطعوا شجرة ولا تهدموا بناء
kalian akan menemukan orang orang yang mengungsi di sinagog. jangan mengganggu mereka, jangan membunuh wanita. jangan membunuh orang tua renta. jangan membunuh anak kecil. jangan menebang pohon dan jangan merobohkan rumah.
Dalam riwayat lain disebutkan …
أغزوا باسم الله فى سبيل الله من كفر بالله ولا تغدروا ولا تغيروا ولا تقتلوا وليدا ولا امرأة ولا كبيرا فانيا ولا منعزلا بصومعة ولا تقطعوا نخلا ولا شجرة ولا تهدموا بناء

Dengan nama Allah di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir pada Allah. Janganlah kalian berkhianat, jangan berubah, jangan membunuh anak-anak, perempuan dan orang tua. Jangan membunuh orang-orang yang mengungsi di tempat ibadah. Jangan menebang pohon dan jangan merobohkan bangunan.

Jika dalam perang yang tidak seimbang dan jelas seperti ini begini pesan Nabi, maka bagaimana mungkin Islam terkait dengan terorisme di Indonesia yang sama sekali bukan medan perang yang jelas. Dari sini jelaslah betapa apa yang terjadi di Tanjung Balai tak sesuai dengan ajaran Islam. (A. Halimy)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PESAN NABI DALAM PERANG MU’TAH"

Post a Comment