Rahasia Ajal Kapan waktunya kita meninggal

Rahasia Ajal Kapan waktunya kita meninggal
Semalam dijadwalkan eksekusi untuk 14 terpidana mati. Persiapan sudah paripurna, termasuk regu tembak, peti mati, ambulance, dokter, rohaniawan dll. Namun, taqdir berkata lain. Ada hujan cukup deras beserta angin kencang sehingga baru 4 terpidana mati yang dieksekusi. Apa pelajaran yang bisa kita petik?
Pertama, Rahasia Ajal
Kapan waktunya kita meninggal adalah perkara ghaib. Tidak ada yang bisa memastikan, baik penguasa, hakim, dokter, dukun dll. Secara prinsip, kita baru akan meninggal saat ajal sudah datang, saat utusan Allah (malaikat maut) sudah hadir didepan kita. Idzaajaa-a ajaluhum fala yasta’khiruuna saa’ah, wala yastaqdimuun.
Kalau ajal sudah datang, tidak akan bisa ditunda sedikitpun. Mau dihadirkan dokter terhebat sekalipun tidak akan bisa menolong. Mau memiliki emas sepenuh bumi sekalipun tidak bisa digunakan untuk melobi malaikat maut. Mau bersembunyi dibalik benteng yang kokoh sekalipun, malaikat maut tetap bisa menjangkaunya. Tidak ada daya upaya apapun yang bisa kita lakukan untuk menangguhkan barang sesaat, apalagi menunda dan mengundurkannya.
Sebaliknya, jika ajal belum tiba maka tidak bisa diajukan. Mau dibakar sebagaimana Nabi Ibrahim sekalipun tidak akan mati. Mau dieksekusi dengan cara bagaimanapun sebagaimana pemuda ashabul ukhdud, tidak akan berhasil. Mau dikepung seketat apapun sebagaimana Nabi Muhammad saw, tetap bisa lolos dan berhijrah ke Madinah. Segala makar sia - sia jika ajal memang belum datang.
Kedua, Sisi Manusiawi
Manusia itu makhluk yang mulia, karenanya harus diperlakukan secara mulia pula. Dalam prosesi eksekusi mati, mereka tidak boleh dieksekusi ketika sakit atau saat kondisinya sulit sebagaimana yang terjadi selamam di Nusa Kambangan (ada hujan badai sehingga beberapa tenda dikabarkan roboh). Jauh sebelumnya, mereka juga diperlakukan secara terhormat, dipenuhi hak - haknya dan dikabulkan permintaan terakhirnya.
Sebagian kita mungkin berfikir sinis ; “Buat apa diperlakukan secara istimewa. Toh akhirnya akan dibunuh”. Memang begitulah akhlak yang harus kita munculkan sebagai makhluk yang beradab. Dan perkara seperti ini juga berlaku standar, termasuk kepada binatang sekalipun. Tidak boleh membunuh untuk perkara yang sia - sia. Termasuk, juga kepada hewan qurban harus kita perlakukan dengan baik seperti tetap diberi makan, tidak diseret - seret dengan kasar dan menyembelih dengan pisau yang tajam.
Perkara seperti ini semestinya menyadarkan kita. Jika untuk membunuh (dengan haq) saja harus dengan akhlak yang tinggi, maka semestinya lebih layak lagi untuk bermuamalah dan berinteraksi dengan akhlak yang baik selama mereka hidup. Karena kadang simpati datang dengan logika terbalik. Saat ada disia - sia, saat tiada merasa gundah. Saat sehat jarang dikunjungi, saat mati baru bertakziah.
Khatimah
Proses eksekusi terhadap terpidana mati yang penuh prosedur semoga bisa membuka mata hati kita. Mereka yang dijatuhi vonis sebab kejahatan besar saja masih diperlakukan secara mulia. Maka tidak layak jika sesama kita saling berlaku buruk, kasar dan aniaya untuk sesuatu yang belum jelas duduk perkaranya. Wallahu a’lam. (Eko Jun)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rahasia Ajal Kapan waktunya kita meninggal"

Post a Comment